Nyamboengek Cirite Gek Mare’

Ittoek kitte nak cirite kesah Sungai Rimbok lok, sah tikajut mun namenye nang inyanne ye jok Suak Rimbok. Karne ndok sampat nak bejolon ke Sungai Rimbok, jodi potonye sean toek e. Ndok ape doh i?

Suak Rimbok

Sewaktu kecil dulu, area "Sungai Rimbo'" (baru hari ini saya tau sebenarnya pelafalan saya selama ini salah, bukan sungai tapi Suak), ini terkesan angker. Terlalu banyak cerita mitos yang beraroma mistis di sekitara Suak Rimbo'. Kita mengenal sungai rimbo' (pake pelafalan yang selama ini saya kenal aja ya), dari jembatan putihnya yang di kala hujan panas datang sering dibumbui dengan aroma "antu jorring" yaitu sesosok hantu yang selalu muncul membawa penyakit demam panas.

Bukan sungai. Area ini ternyata bukan sungai, tetapi hanya "racah" atau rawa yang tidak ada hulu maupun hilir sungainya. Hanya saja kalau air sedang pasang, kelihatan sekali adanya aliran air dari "sawang sungai" (ingat, bukan sabang sungai). Dulu, di area ini banyak sekali ikannya (joman randap blom ade di kampeng).

Kalau ngail ikan di Sungai Rimbo' insyaAllah bakal banyak dapat "ruan" dan "bottok", dan bahkan kalau waktunya tepat kita bisa mendapatkan "undong" juga (udang sungai). Jangan sekali-kali pergi ke sungai rimbo' sendirian, ntar tidak bisa pulang ke rumah (hahahaha... mitosnya dulu gitu).

Salah satu sejarah mengapa di sebut suak rimbo' adalah pada waktu perintisan jalan yang dimulai dari rumah Pak Aji (Alm. H. Mahmuddin H. Taufik) yang dilakukan oleh Adik Nek Ittau (maaf, saya tadi lupa mencatat namanya) yang meninggal di usia muda (bujangan). Di mana istilah merintis ini dalam Bahasa Pedode disebut dengan Rimbo' (rimbas, rimba). Mengapa ada perintisan jalan ini? Sebab, dulu sebelum jalan yang menghubungkan Desa Pedada dan Desa Teluk Keramat (dipisahkan oleh Sungai Serabek), hanya ada hutan belantara. Bersyukurlah kita atas jasa Adek Nek Ittau yang telah memimpin dalam pembukaan jalan ini.

Dulu, sebelum adanya jalan ini, di area Rumah Bapak Appan (suami Ndoh Erna), adalah lapangan sepak bola (dituturkan oleh Pak De Iddik yang menurut beliau kala itu dia masih anak-anak)

Sebelum dikenal dengan nama Suak Rimbo' ini, area ini sudah dikenal oleh orang-orang terdahulu dengan sebutan "Talok Bonjer". Karena itu tadi, tempatnya adalah berupa racah atau rawa.

Di area Suak Rimbo' inilah orang-orang kesulitan dalam menancapkan tiang listrik. Sekali lagi, kita cerita tentang aroma mistis. Kabarnya karena hal tersebut, ketika Nggol Jiren (alm.) sedang mengambil rumput (ngaret), orang yang bertugas menancapkan ting listrik itupun dibantu oleh Nggol Jiren dengan cara "bepadoh". Dan alhamdulllah, kemudian tiang listrik pun berhasil ditancapkan.

NB:
Ucapan terima kasih kepada Pak De Iddik yang telah memberikan sumbangan cerita masa lalu Desa Pedode. Semoga dihitung sebagai amal oleh Allah SWT. Amiin...

No comments:

Post a Comment